Game Terjelek di Dunia Adalah Bagian Kegagalan dari Developer: Versi Reviewer Vs Gamer

mahjong ways – Baru-baru ini industri gaming memang dikejutkan dengan lay-off besar-besaran, hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan apakah game terjelek di dunia adalah bagian dari kegagalan perusahaan tersebut sehingga menurunkan reputasi developer dan publisher? Atau hal tersebut merupakan krisis dalam industri game karena game tersebut dianggap jelek oleh para gamer? Beberapa sebab sebuah game dikatakan jelek ini biasanya karena beberapa faktor, mulai dari gameplay yang membosankan hingga grafis kuno, penuh bug, dan glitch. Namun menariknya dalam penilaian sebuah game oleh reviewer dan gamer ini ada perbedaan lho! Apa saja?

Game Terjelek di Dunia Adalah: Pendapat Game Reviewer Vs Gamer

Dalam menilai sebuah game, reviewer dan gamer memiliki perbedaan, apa saja?

1.     Punya Sistem Penilaian yang Berbeda

Para reviewer itu kebanyakan punya sistem penilaian sendiri. Ada yang pakai sistem skor dengan angka-angka dari berbagai faktor kayak cerita, gameplay, suara, dan grafik. Ada juga yang pake sistem kepuasan bermain. Nah, sistem penilaian ini bisa beda banget dari penilaian gamer pada umumnya. Makanya, nggak heran kalau ada game yang jelek menurut reviewer tapi malah disukai banyak gamer.

2.     Perbedaan Genre Favorit

Selain sistem penilaian, faktor kenikmatan juga bisa bikin beda pendapat. Reviewer game itu harus bisa objektif dan menikmati berbagai genre game. Sementara gamer, mereka main game ya buat seru-seruan. Genre yang disukai reviewer belum tentu sama dengan genre favorit kamu! Kalau kamu suka banget sama game fighting tapi reviewer bilang jelek, ya wajar aja kamu nggak setuju.

3.     Skill Level Beda

Skill jago main game juga bisa mempengaruhi penilaian. Reviewer game itu nggak semuanya jago. So, mereka perlu mempertimbangkan tingkat kesulitan game pas ngasih review. Misalnya aja ada game yang super susah. Nah, game kayak gini bisa saja mendapat skor rendah dari reviewer karena mereka nggak bisa ngerasain keseruannya. Beda cerita kalau kamu sudah jago main game. Game yang susah malah jadi tantangan yang seru buat kamu.

4.     Review Objektif vs Emosional

Beda dari gamer yang kadang ngasih penilaian berdasarkan emosi, reviewer berusaha untuk bisa tetap objektif dan logis. Makanya, review bisa jadi nggak dipengaruhi oleh perasaan personal si reviewer. Sementara gamer, bisa aja ngasih nilai jelek ke game yang objektifnya bagus cuma gara-gara nggak sesuai selera mereka.

So, game terjelek di dunia adalah bagian dari kegagalan developer dan publisher. Namun menentukan apakah game itu jelek atau bagus itu bisa jadi subjektif atau objektif dari reviewer dan gamer. Intinya, review game itu bisa dijadikan sebagai pertimbangan sebelum membeli game. Tapi, tetep aja selera kamu yang paling penting!

Leave a Comment